RSS

BAHAYA DAN CARA AMAN TERAPI IKAN

Terapi yang menjadi tren di sejumlah negara termasuk Indonesia. Terapi ikan, Kamu pasti sudah tau itu kanz.??? Terapi Ikan ini memang bukan hal baru tapi apa salahnya kita mengetahui lebih teliti lagi kegunaan dan manfaatnya yang kini di gemari banyak orang. Terapi ini banyak di sukai banyak orang karna di percaya dapat menghilangkan cape dan setres serta membuat kulit halus. Terapi yang menggunakan sekelompok ikan kecil untuk menggigit sel-sel kulit mati. Kamu cukup mencelupkan kaki ke kolam dangkal yang penuh dengan ratusan ikan kecil Garra Rufa, Santai serta menikmati dan  membiarkan ikan kecil mendekati menggigiti lapisan kulit mati kaki kamu.






Tapi Hati-hatilah sob. Ternyata Terapi Ikan ini bisa berisiko bagi kesehatan Loch. Kamu yang mempunyai sistem kekebalan yang lemah atau luka terbuka berisiko tertular infeksi melalui Terapi Ikan ini. Organisasi Health Protection Agency (HPA) yang mengingatkan hal ini dan menyarankan kamu yang mempunyai penyakit diabetes atau psoriasis untuk ga melakukaan Terapi Ikan ini.

Bahkan, juru bicara HPA mengatakan bahwa risiko paling menyeramkan dan menakutkan dari Terapi Ikan ini, Adalah resiko kemungkinan tertular hepatitis atau HIV/AIDS.

Dr Hilary Kirkbride, konsultan ahli epidemiologi di HPA, mengatakan infeksi dapat ditularkan dalam berbagai cara dari ikan ke manusia selama proses menggigit lapisan kulit mati, caranya bisa dari kontak dengan air yang terkontaminasi, atau dari orang ke orang melalui berbagi tangki yang sama. Di Inggris, Terapi Ikan ini tengah populer. Di salon-salon, SPA ikan, itu nama yang telah di gunakan banyak pelanggan bahkan pengunjung yang baru mau mencobanya. SPA Ikan telah dilarang di beberapa negara bagian AS. Meskipun peringatan terakhir, perlakuan memanjakan kulit ini telah banyak dianut oleh para selebriti dan bintang olahraga juga menjadi pelanggannya, termasuk pemain sepak bola Manchester City Vincent Kompany, dan presenter TV kondang Amy Childs dan James Argent.

Meski berisiko terserang HIV dan Hepatitis C, namun bukan berarti fish spa alias terapi ikan sama sekali tidak baik bagi tubuh kita. Asalkan salon yang menyediakan perawatan Terapi Ikan ini betul-betul menerapkan standar kebersihan dan kesehatan bagi pelanggannya.

Dr Hilary Kirkbride, konsultan epidemiologi dari HPA, menyarankan agar salon yang menyediakan perawatan pedicure ini, memastikan kondisi kesehatan pengunjung untuk mencegah munculnya risiko penularan penyakit. Kaki pengunjung sebaiknya tidak mengalami luka terbuka atau penyakit kulit apa pun. Selain itu, air di dalam tangki sebaiknya diganti setiap kali digunakan oleh satu orang.

Perawatan fish spa dilakukan untuk membuang sel-sel kulit mati pada bagian kaki. Untuk melakukannya, kita akan diminta mencelupkan kedua kaki ke dalam air di mana terdapat ratusan ikan kecil yang di sebut Garra Rufa yang akan menggigiti kulit mati dari kaki. Seusai melakukan terapi ini selama sekitar 20 menit, kaki kita diyakini akan menjadi halus karena bagian-bagian yang kasar sudah dimakan oleh ikan karna ikan kecil ini mengeluarkan enzim dari mulut yang sekaligus membuat kulit terasa lebih lembut juga mencegah pertumbuhan kulit yang tak sehat. Terapi Ikan ini ga menggunakan bahan kimia jadi aman untuk di lakukan bahkan untuk bayi dan anak kecil.

Agensi yang bertugas melindungi masyarakat dari ancaman penularan penyakit tersebut mendapati, bahwa tangki air berisi ratusan atau ribuan ikan tersebut mengandung mikroorganisme. Masalah bisa timbul akibat bakteri yang dipindahkan oleh ikan-ikan dari air di dalam tangki tersebut, atau dari satu pengguna ke pengguna lain jika airnya tidak diganti.

Nach jangan takut lagi sekarang bila standar higienitas ini diikuti oleh salon-salon yang mengoperasikan perawatan ini, bisa dipastikan tak ada masalah yang perlu ditakuti. Untuk kamu sendiri, sebaiknya amati dulu standar kebersihan pada salon langganan kamu sebelum menjalani perawatan.

Selamat mencoba yach bagi yang ingin merasakannya tapi inget harus tetap hati – hati...oce.!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Share Facebook
  • Twitt This
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment